
5 Tips Belanja Murah di Negara Belanda
Belanda dikenal sebagai negara dengan biaya hidup yang cukup tinggi, terutama di kota-kota besar seperti Amsterdam dan Rotterdam. Namun, bukan berarti kamu tidak bisa berhemat saat tinggal atau berkunjung ke negeri kincir angin ini. Dengan strategi yang tepat, kamu tetap bisa belanja kebutuhan sehari-hari tanpa menguras dompet. Berikut lima tips belanja murah di Belanda:
1. Manfaatkan Supermarket Diskon
Belanda memiliki beberapa jaringan supermarket raja zeus yang terkenal dengan harga murah seperti Lidl, Aldi, dan Dirk. Meskipun harga lebih rendah dibanding supermarket lain seperti Albert Heijn, kualitas produk tetap baik. Untuk kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, dan produk kebersihan, belanja di supermarket ini bisa menghemat banyak uang.
2. Belanja di Pasar Tradisional
Pasar tradisional di Belanda, seperti Albert Cuyp Market di Amsterdam atau Blaak Market di Rotterdam, menawarkan berbagai produk segar seperti buah, sayur, ikan, dan daging dengan harga lebih murah dibanding supermarket. Banyak pedagang juga memberikan diskon di sore hari menjelang pasar tutup.
3. Cari Barang Secondhand
Toko barang bekas seperti Kringloopwinkel sangat populer di Belanda. Kamu bisa menemukan berbagai barang berkualitas seperti pakaian, peralatan rumah tangga, hingga furnitur dengan harga yang jauh lebih murah. Selain itu, platform online seperti Marktplaats.nl juga bisa menjadi alternatif untuk mencari barang bekas berkualitas.
4. Gunakan Kartu Loyalti dan Aplikasi Diskon
Supermarket seperti Albert Heijn, Jumbo, dan lainnya menawarkan kartu loyalti atau aplikasi mobile yang memberikan diskon khusus dan penawaran terbatas. Unduh aplikasinya dan aktifkan notifikasi agar tidak ketinggalan promo-promo menarik. Beberapa aplikasi juga memungkinkanmu mengumpulkan poin yang bisa ditukar dengan produk gratis.
5. Belanja Musiman dan dalam Jumlah Besar
Belanja produk musiman, terutama sayuran dan buah lokal, biasanya lebih murah dan lebih segar. Selain itu, membeli dalam jumlah besar (bulk) juga bisa menghemat, terutama untuk barang tahan lama seperti beras, pasta, atau tisu. Toko grosir seperti Makro (memerlukan kartu anggota) juga bisa jadi pilihan jika kamu ingin belanja dalam jumlah besar.
BACA JUGA: Dubai, Surga Belanja di Padang Pasir: Antara Kemewahan Modern dan Tradisi Timur Tengah

Dubai, Surga Belanja di Padang Pasir: Antara Kemewahan Modern dan Tradisi Timur Tengah
Jika berbicara tentang pengalaman belanja raja zeus yang unik, Uni Emirat Arab (UEA)—terutama kota Dubai—layak disebut sebagai salah satu destinasi terbaik di dunia. Negara ini telah bertransformasi dari gurun pasir menjadi pusat perbelanjaan global yang menggabungkan teknologi mutakhir, kemewahan tingkat tinggi, serta sentuhan budaya Timur Tengah yang kental.
Dengan ratusan mal mewah, pasar tradisional (souq), serta berbagai event belanja berskala internasional, Dubai menjanjikan pengalaman belanja yang bukan sekadar transaksi ekonomi, melainkan sebuah gaya hidup dan hiburan tersendiri. Artikel ini akan membahas bagaimana belanja di UEA, khususnya Dubai, menjadi aktivitas yang unik dan sangat berbeda dibandingkan negara lain.
1. Mall Terbesar dan Termewah di Dunia
a. The Dubai Mall
Sebagai mal terbesar di dunia berdasarkan total area, The Dubai Mall adalah simbol kemewahan dan modernitas. Terletak di dekat Burj Khalifa, pusat perbelanjaan ini menawarkan lebih dari 1.200 toko, mulai dari merek mewah internasional seperti Gucci, Chanel, dan Rolex hingga merek populer yang lebih terjangkau.
Di luar belanja, The Dubai Mall juga menyuguhkan berbagai atraksi hiburan seperti akuarium raksasa, gelanggang es, taman VR, hingga air mancur menari yang spektakuler. Pengunjung bisa menghabiskan seharian penuh tanpa kehabisan hal untuk dilihat atau dibeli.
b. Mall of the Emirates
Mall ini terkenal dengan keberadaan Ski Dubai, taman salju indoor pertama di Timur Tengah. Di sinilah para pengunjung dapat bermain ski atau snowboarding di tengah padang pasir. Mall ini juga menjadi rumah bagi berbagai butik mewah dan restoran fine dining kelas dunia.
2. Pasar Tradisional (Souq): Sentuhan Budaya Timur Tengah
Meski terkenal dengan pusat perbelanjaan modernnya, Dubai juga tetap mempertahankan warisan perdagangannya melalui souq tradisional yang tersebar di berbagai sudut kota.
a. Gold Souk
Salah satu pasar emas terbesar di dunia ini menawarkan perhiasan emas 18K hingga 24K dengan desain mewah dan khas Arab. Harga bisa dinegosiasikan, dan pembelian emas di sini sangat populer baik di kalangan lokal maupun turis.
b. Spice Souk & Perfume Souk
Souq ini dipenuhi dengan aroma rempah-rempah eksotis seperti saffron, kapulaga, dan kayu manis. Di Perfume Souk, pengunjung bisa membuat parfum custom dengan aroma khas Timur Tengah seperti oud dan musk.
Souq-souq ini menghadirkan pengalaman belanja yang sensorial dan tradisional, yang jarang bisa ditemukan di negara-negara maju lainnya.
3. Festival Belanja Terbesar: Dubai Shopping Festival
Setiap tahun, Dubai mengadakan Dubai Shopping Festival (DSF) selama sebulan penuh, biasanya pada awal tahun. Festival ini adalah perayaan belanja terbesar di dunia, dengan diskon besar-besaran, hadiah mobil mewah, pertunjukan kembang api, konser, hingga fashion show.
DSF menarik jutaan pengunjung dari berbagai negara dan menjadi motor utama pariwisata dan ekonomi retail UEA.
4. Bebas Pajak dan Sistem Pembayaran Canggih
Salah satu alasan Dubai menjadi tujuan belanja utama adalah bebas pajak penjualan (VAT 0% untuk turis dalam beberapa kasus), terutama untuk barang-barang mewah. Hal ini membuat harga produk branded lebih murah dibanding negara-negara Eropa atau Asia.
Dubai juga menggunakan sistem pembayaran digital yang canggih, dari kartu kredit internasional hingga dompet elektronik seperti Apple Pay dan Samsung Pay. Di banyak tempat, bahkan mesin vending menjual emas batangan.
5. Layanan Eksklusif dan Ramah Wisatawan
Banyak pusat perbelanjaan di Dubai menawarkan layanan eksklusif seperti:
-
Personal shopper untuk membantu belanja pribadi
-
Valet parking gratis atau berbayar
-
Pengantaran belanja ke hotel
-
Ruang sholat dan area keluarga
Semua ini menunjukkan bagaimana kenyamanan dan pelayanan menjadi prioritas dalam pengalaman belanja di Dubai, menciptakan suasana mewah yang menyenangkan bagi semua kalangan.
6. Produk Lokal dan Oleh-Oleh Unik
Meskipun pusat perbelanjaannya penuh merek global, Dubai juga memiliki berbagai produk lokal menarik seperti:
-
Kurma premium
-
Parfum khas Arab
-
Kerajinan tangan Bedouin
-
Abaya dan kaftan modern
Banyak toko oleh-oleh mengemas produk lokal ini dengan sangat cantik dan eksklusif, cocok untuk dibawa pulang sebagai cendera mata khas UEA.
7. Perilaku Konsumen dan Budaya Belanja
Berbeda dari negara lain, belanja di Dubai adalah bagian dari gaya hidup dan simbol status. Warga lokal maupun ekspatriat menjadikan pusat perbelanjaan sebagai tempat bersosialisasi, bekerja, bahkan beribadah. Ini membuat mall di Dubai berfungsi seperti pusat kota modern, bukan sekadar tempat transaksi ekonomi.
Kesimpulan
BACA JUGA: Belanja 10 Renceng Kopi Dapat 1: Untung atau Rugi?
Uni Emirat Arab, khususnya Dubai, menawarkan pengalaman belanja yang unik, mewah, dan beragam. Dengan kombinasi antara pusat perbelanjaan terbesar di dunia, pasar tradisional yang autentik, bebas pajak, teknologi tinggi, serta pelayanan premium, Dubai menjadi destinasi belanja kelas dunia yang berbeda dari negara mana pun.
Di tengah gurun pasir, berdirilah surga belanja yang merayakan kemewahan dan budaya Timur Tengah secara harmonis — menjadikan Dubai bukan hanya tempat untuk membeli, tetapi untuk menikmati pengalaman berbelanja yang mengesankan dan tak terlupakan.

Belanja 10 Renceng Kopi Dapat 1: Untung atau Rugi?
Dalam dunia belanja grosiran, tawaran seperti “beli 10 renceng kopi dapat 1 renceng gratis” sering kita temui di minimarket, distributor warung, hingga toko kelontong. Promosi semacam ini sekilas terlihat menguntungkan. Tapi apakah benar kita untung? Atau justru malah tidak sebanding dengan yang dikeluarkan? Mari kita kupas lebih dalam dari sisi konsumen dan pedagang.
Apa Itu Renceng Kopi?
Renceng adalah satuan kemasan kecil yang berisi beberapa sachet minuman, seperti kopi, teh, susu, atau minuman energi, yang digantung atau dirangkai dalam plastik. Biasanya satu renceng berisi 10 sachet. Kemasan ini umum dijual di situs rajazeus warung dan menjadi pilihan konsumen kelas menengah ke bawah karena praktis dan ekonomis.
Simulasi Perhitungan: Benar Dapat Untung?
Misalnya harga satu renceng kopi di pasaran adalah Rp10.000. Maka:
-
Jika beli 10 renceng:
10 x Rp10.000 = Rp100.000 -
Dapat 1 renceng gratis (senilai Rp10.000), jadi total 11 renceng.
-
Harga rata-rata per renceng menjadi:
Rp100.000 / 11 = Rp9.090 per renceng
Artinya, kita mendapat potongan sekitar 9% dari harga normal per renceng.
Jika Anda pedagang, margin keuntungan ini cukup lumayan, apalagi jika dijual per sachet.
Namun, dari sisi konsumen biasa (pemakai langsung), jumlah sebanyak itu bisa jadi mubazir jika tidak dipakai secara rutin.
Kapan Kita Benar-Benar Untung?
Kita bisa disebut benar-benar untung jika:
-
Kopi renceng memang jadi kebutuhan harian.
Misalnya untuk konsumsi keluarga atau warung sendiri, sehingga pembelian dalam jumlah besar tidak mubazir. -
Kita menjual kembali.
Warung atau penjual kecil jelas lebih untung karena bisa menjual per sachet dan mendapat margin tambahan. -
Harga satuan sachet tetap atau naik.
Misalnya dalam kondisi inflasi atau kelangkaan barang, kita sudah punya stok lebih dengan harga lebih murah.
Kapan Justru Jadi Rugi atau Kurang Efisien?
Namun ada situasi di mana promo ini kurang menguntungkan:
-
Barang tidak habis terpakai (expired).
Jika hanya untuk konsumsi pribadi tapi terlalu banyak, bisa berujung kadaluarsa. -
Kualitas produk kurang disukai.
Karena tergiur promo, beli banyak tapi rasa tidak cocok. Akhirnya disia-siakan. -
Dana terbatas dipaksakan untuk jumlah besar.
Konsumen jadi mengorbankan kebutuhan lain demi mengejar promo grosiran.
Pandangan Pedagang: Modal vs Untung
Bagi pemilik warung, strategi ini memang menguntungkan, apalagi jika:
-
Penjualan per sachet stabil (misalnya Rp1.500 per sachet).
-
Harga beli per sachet menjadi sekitar Rp909 (dari Rp9.090 per renceng isi 10 sachet).
-
Keuntungan per sachet bisa lebih dari 50%.
Namun tetap, strategi ini harus disesuaikan dengan rotasi barang dan daya beli konsumen. Barang menumpuk terlalu lama bisa merugikan cash flow warung kecil.
BACA JUGA: Belanja Murah Thrifting: Apa Tidak Menyebabkan Penyakit?

Belanja Murah Thrifting: Apa Tidak Menyebabkan Penyakit?
Belanja thrifting atau berburu barang bekas yang dijual dengan harga terjangkau telah menjadi tren yang semakin populer di kalangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Konsep ini memberikan banyak keuntungan, seperti harga yang lebih murah, keberagaman barang, dan peluang untuk menemukan barang unik. Namun, ada satu pertanyaan yang muncul di benak banyak orang: apakah belanja thrifting dapat menyebabkan penyakit? Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai fenomena belanja thrifting dan apakah aktivitas ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan kita.
1. Apa Itu Thrifting?
Thrifting adalah kegiatan membeli barang bekas yang dijual di toko barang bekas, pasar loak, atau melalui platform online dengan harga lebih murah daripada barang baru. Barang yang bisa dibeli melalui thrifting bervariasi, mulai dari pakaian, aksesoris, perabotan rumah tangga, hingga barang koleksi vintage.
Kegiatan ini sering dianggap menguntungkan karena memungkinkan pembeli untuk mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah. Selain itu, thrifting juga dianggap ramah lingkungan karena mendorong daur ulang dan mengurangi sampah konsumsi barang baru yang dapat mempengaruhi bumi. Namun, ada beberapa kekhawatiran yang muncul, terutama terkait dengan kebersihan dan potensi risiko kesehatan dari barang bekas.
2. Risiko Kesehatan yang Mungkin Terkait dengan Belanja Thrifting
Pada dasarnya, belanja thrifting sendiri tidak secara langsung menyebabkan penyakit. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa kegiatan belanja ini tidak menimbulkan masalah kesehatan:
-
Bakteri dan Kuman pada Barang Bekas: Barang-barang yang dijual dalam toko thrifting, seperti pakaian atau perabotan rumah tangga, kemungkinan telah digunakan oleh orang lain sebelumnya. Meskipun sebagian besar barang bekas sudah dicuci atau dibersihkan, beberapa item mungkin tidak sepenuhnya bebas dari kuman dan bakteri, terutama jika sudah lama disimpan atau tidak dijaga kebersihannya dengan baik. Bakteri atau virus yang mungkin menempel pada barang bekas, terutama pakaian atau aksesoris yang sering bersentuhan langsung dengan kulit, dapat menyebabkan iritasi kulit atau infeksi.
-
Jamur dan Alergen: Barang bekas yang disimpan di tempat yang lembab atau tidak terjaga dengan baik dapat menjadi sarang jamur. Jamur pada barang bekas, seperti pakaian atau furnitur, bisa menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang yang sensitif terhadap spora jamur. Gejala yang mungkin timbul antara lain bersin, gatal-gatal, atau iritasi pada saluran pernapasan.
-
Penggunaan Pewarna dan Bahan Kimia: Beberapa barang bekas, terutama pakaian, mungkin terpapar dengan bahan kimia tertentu, seperti pewarna sintetis, deterjen, atau produk perawatan lainnya yang digunakan sebelumnya. Meskipun kebanyakan bahan kimia tersebut tidak membahayakan secara langsung, paparan berulang terhadap bahan kimia tertentu bisa menyebabkan iritasi kulit atau gangguan pernapasan pada sebagian orang yang memiliki sensitivitas terhadap bahan kimia.
-
Keamanan Barang Elektronik atau Peralatan Rumah Tangga: Bagi mereka yang tertarik membeli peralatan elektronik atau alat rumah tangga bekas, perlu diingat bahwa beberapa barang mungkin sudah usang atau bahkan tidak lagi https://www.roastytoastyni.com/ memenuhi standar keselamatan. Peralatan yang sudah lama digunakan atau rusak bisa menimbulkan bahaya, seperti kebakaran atau keracunan gas. Sebelum membeli barang elektronik bekas, pastikan untuk memeriksa kondisi dan kualitas barang tersebut dengan teliti.
3. Tips Aman Belanja Thrifting agar Terhindar dari Risiko Kesehatan
Meskipun ada potensi risiko kesehatan, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memastikan bahwa kegiatan thrifting tetap aman dan tidak menimbulkan masalah kesehatan:
-
Cuci Semua Barang Bekas yang Dibeli: Salah satu cara untuk mengurangi risiko kuman dan bakteri adalah dengan mencuci atau membersihkan barang bekas yang dibeli. Pakaian bekas bisa dicuci dengan sabun dan air panas untuk membunuh kuman. Untuk barang non-pakaian, seperti tas atau aksesoris, pastikan untuk membersihkannya dengan tisu antiseptik atau menggunakan produk pembersih yang sesuai.
-
Periksa Kondisi Barang Sebelum Membeli: Sebelum membeli barang bekas, pastikan untuk memeriksa kondisinya dengan teliti. Untuk pakaian, periksa apakah ada noda yang sulit dihilangkan atau tanda-tanda jamur. Untuk perabotan atau peralatan, pastikan barang tersebut tidak rusak atau usang. Jika ada masalah, pastikan untuk menanyakan apakah barang tersebut dapat diperbaiki atau masih aman digunakan.
-
Berhati-hati dengan Barang Elektronik: Jika Anda berencana membeli barang elektronik atau peralatan rumah tangga bekas, pastikan untuk memeriksa apakah barang tersebut masih berfungsi dengan baik. Jangan ragu untuk meminta garansi atau jaminan dari penjual, terutama jika barang tersebut berkaitan dengan keselamatan, seperti peralatan listrik.
-
Jaga Kebersihan Tangan dan Diri: Selalu cuci tangan setelah berbelanja thrifting atau memegang barang bekas. Jika memungkinkan, gunakan hand sanitizer untuk memastikan tangan tetap bersih. Ini dapat membantu mengurangi risiko terkena kuman yang mungkin menempel pada barang.
BACA JUGA: Belanja Menjelang Lebaran: Persiapan untuk Merayakan Kemenangan dengan Keceriaan